Daun salam merupakan tumbuhan yang mudah hidup didataran rendah maupun tinggi. Tanaman ini dapat hidup tanpa perlakuan khusus. Daun salam biasanya digunakan sebagai penyedap rasa pada makanan. Tanaman daun salam tingginya dapat mencapai 25 m. Daunnya yang rimbun, berbentuk lonjong/bulat telur, berujung runcing bila diremas mengeluarkan bau harum. Daun salam mengandung zat-zat bahan warna, zat samak dan minyak atsiri yang bersifat antibakteri. Zat tannin yang terkandung bersifat menciutkan (astringent).
Daun salam juga bermanfaat untuk mengatasi diare, diabetes, kudis atau gatal dan lambung lemah. Ekstrak daun salam memiliki zat aktif dalam menghambat pertumbuhan bakteri berupa tannin, 6 flavonoid dan minyak atsiri, yang mana ketiga zat tersebut merupakan komposisi kimia yang terkandung dalam ekstrak daun salam. Daun salam biasanya hanya digunakan sebagai bahan tambahan pada saat memasak dan kurang efektif dalam pemanfaatannya. Dalam suatu penelitian ternyata daun salam dapat digunakan sebagai bahan campuran dalam pembuatan pasta gigi, sehingga daun salam juga dapat berpotensi sebagai bahan baku dalam pembuatan obat kumur.
Kandungan pada obat kumur dapat membunuh bakteri yang berada pada rongga mulut. Bakteri pada rongga mulut khususnya didalam saliva sangat menggangu kebersihan mulut dan dapat menimbulkan plak dan karang gigi. Menurut Pintauli (2008) setiap kali seseorang mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung karbohidrat, maka bakteri penyebab karies di rongga mulut akan memproduksi asam sehingga terjadi demineralisasi yang berlangsung selama 20-30 menit setelah makan.
Air rebusan daun salam dapat mengurangi jumlah koloni bakteri Streptococcus sp. Hal tersebut dikuatkan oleh penelitian Andrianto (2012) pasta gigi yang mengandung ekstrak daun salam dapat menghambat dan paling efektif penghambatannya pada konsentrasi 60%. Obat kumur adalah cairan yang digunakan untuk membersihkan mulut dari bau selain pasta gigi. Obat kumur biasanya terbuat dari bahan kimia dan terdapat banyak kandungan aktif didalamnya, sehingga peneliti membuat obat kumur alami dari daun salam yang dapat membunuh bakteri pada mulut dan aman untuk kesehatan. Banyak orang menggunakan produk pasta gigi yang terbaik tetapi masih mengalami masalah gigi dan mulut karena penggunaan pasta gigi dan sikat gigi masih dibatasi, sehingga penggunaan obat kumur lebih efektif karena obat kumur dapat membersihkan mulut sampai ke sela-sela gigi untuk menghilangkan bau mulut dan plak, selain itu juga lebih praktis dalam penggunaannya.
Selanjutnya, daun mint ditambahkan untuk memberikan rasa segar dan menghambat pertumbuhan bakteri pada saliva. Daun mint merupakan daun yang biasa digunakan dalam bahan pembuatan makanan agar makanan berbau khas dan segar. Menurut Adi (2007), daun mint mengandung minyak atsiri 1-2 %, mentol 80-90 %, menthon, d-pipirition, heksanolfenilasetat, etil amilkarbinol, dan neomentol. Kandungan yang terdapat dalam daun mint yaitu minyak atsiri 1-2% yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan menthol dapat digunakan sebagai penambahan aroma segar pada pembuatan obat kumur alami. Jadi penggunaan daun salam dengan penambahan daun mint dalam menghambat pertumbuhan bakteri pada saliva dan untuk mengetahui kualitas obat kumur alami dari daun salam dan penambahan daun mint. Menurut Karlina dan Rahayu (2016) kombinasi paling dominan yang disukai yaitu obat kumur dengan konsentrasi ekstrak daun salam 60% dengan penambahan daun mint 50%.
Daftar Pustaka
a) Adi, L. T. (2007). Terapi Herbal berdasarkan Golongan Darah. Jakarta: Agro Media Pustaka
b) Andrianto, A. W. (2012). Uji Anti Bakteri Ekstrak Daun Salam (Eugenia polyantha Wight) dalam Pasta Gigi terhadap Pertumbuhan Streptpcoccus mutans. Jember: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember
c) Karlina, L., & Rahayu, S. S. (2016). Efektivitas Kombinasi Ekstrak Daun Salam Dan Daun Mint Sebagai Obat Kumur Alami (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
d) Pintauli, S., & Hamada, T. (2008). Menuju Gigi dan Mulut Sehat. Medan : USU Press