. Makanan Ternak
Arachis pintoi dapat digunakan untuk makanan beberapa
jenis ternak peliharaan seperti : sapi, kuda, keledai, biri-biri
(domba), kambing, babi, dan ayam. Daunnya mengandung
kadar protein yang tinggi, mudah tumbuh dan murah serta baik untuk pencernaan.
Introduksi tanaman ini pada manajemen padang gembalaan
baik secara komersial maupun tradisional, umumnya dapat
meningkatkan keragaan gizi dari hewan peliharaan, dan sudah pasti
mendatangkan hasil (uang) untuk petani. Hal ini telah
dibuktikan oleh peternak di Costarica pada sistem padang
pengembalaan Arachis pintoi + Brachiaria brizanta.
Salah satu contoh introduksi Arachis pintoi pada usaha
tani lahan kering di Indonesia adalah pada usaha tani kopi di
Sumberjaya, Lampung Barat (Gambar. 2). Pada usaha tani lada
di Lampung Utara petani juga telah mengintroduksikan
tanaman ini sebagai tanaman penutup tanah. Selain sebagai
penutup tanah, petani memanfaatkannya sebagai: sumber
kompos, pakan ternak terutama sapi, kambing, dan ayam
Cocok di tanam sebagai tanaman hias pengganti rumput, a. pintoi termasuk tanaman yang tahan terhadap
naungan. Mempunyai palatabilitas yg tinggi. Protein kasar di kisaran 13-25%, kecernaan bahan kering 60-70%
dry. Kandungan tanin relatif rendah. Pemakaian Aracis Pintoi dalam 30% (hijauan) ransum pakan dapat
meningkatkan berat badan 20-200% dan meningkatkan yield susu 20% dari produksi normal
sumber BALAI PENELITIAN TANAH
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat
Jl. Ir. H. Juanda No. 98 Bogor 16123
Jawa Barat
Sinox nursery memproduksi jenis tanaman kacangan untuk ground cover dan
perkebunan dan melayani pengadaan tanaman mulai harga Rp 1000,-
Arachis pintoi dapat digunakan untuk makanan beberapa
jenis ternak peliharaan seperti : sapi, kuda, keledai, biri-biri
(domba), kambing, babi, dan ayam. Daunnya mengandung
kadar protein yang tinggi, mudah tumbuh dan murah serta baik untuk pencernaan.
Introduksi tanaman ini pada manajemen padang gembalaan
baik secara komersial maupun tradisional, umumnya dapat
meningkatkan keragaan gizi dari hewan peliharaan, dan sudah pasti
mendatangkan hasil (uang) untuk petani. Hal ini telah
dibuktikan oleh peternak di Costarica pada sistem padang
pengembalaan Arachis pintoi + Brachiaria brizanta.
Salah satu contoh introduksi Arachis pintoi pada usaha
tani lahan kering di Indonesia adalah pada usaha tani kopi di
Sumberjaya, Lampung Barat (Gambar. 2). Pada usaha tani lada
di Lampung Utara petani juga telah mengintroduksikan
tanaman ini sebagai tanaman penutup tanah. Selain sebagai
penutup tanah, petani memanfaatkannya sebagai: sumber
kompos, pakan ternak terutama sapi, kambing, dan ayam
Cocok di tanam sebagai tanaman hias pengganti rumput, a. pintoi termasuk tanaman yang tahan terhadap
naungan. Mempunyai palatabilitas yg tinggi. Protein kasar di kisaran 13-25%, kecernaan bahan kering 60-70%
dry. Kandungan tanin relatif rendah. Pemakaian Aracis Pintoi dalam 30% (hijauan) ransum pakan dapat
meningkatkan berat badan 20-200% dan meningkatkan yield susu 20% dari produksi normal
sumber BALAI PENELITIAN TANAH
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat
Jl. Ir. H. Juanda No. 98 Bogor 16123
Jawa Barat
Kacang Hias, Arachis pintoi ( kacangan )
Informasi spesies |
Kacang Hias Arachis pintoi Krapov. & W.C.Greg | |||||||||||||||||||||||||||||||||||
Nama umum
| Kacang Hias | ||||||||||||||||||||||||||||||||||
Klasifikasi Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Rosidae Ordo: Fabales Famili: Fabaceae (suku polong-polongan) Genus: Arachis Spesies: Arachis pintoi Krapov. & W.C.Greg | |||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kerabat Dekat Kacang Tanah Kacang hias (Arachis pintoi) pada usaha tani lahan kering Pendahuluan rachis pintoi (Pinto peanut: Inggris; Maní forrajero: Spanyol; Thua lisong tao: Thailand) adalah jenis kacang-kacangan yang tumbuh menjalar (ground cover) di atas permukaan tanah. Pertama kali dikoleksi oleh G. C. P. Pinto pada bulan April 1954 dari lembah Jequitinhonha, São Francisco dan sepanjang sungai Tocantins di Brazil. Tanaman ini di Indonesia populer dengan sebutan kacang hias. Awalnya diintroduksi dari Singapura oleh beberapa pengusaha lapangan golf. Namun belakangan, sudah banyak dijumpai di taman-taman perkantoran, pertokoan, rumah sakit, perumahan, maupun taman jalan. Kacang hias ini tumbuh baik di daerah tropis, baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Tergolong tidak sulit dalam perawatannya, dapat tumbuh pada segala kondisi, tetapi paling bagus pertumbuhannya pada kondisi di bawah naungan (70-80%) dibandingkan dengan terkena sinar matahari langsung. Selain itu tanaman ini juga mempunyai kemampuan menambat nitrogen dari udara. Berdasar sifat-sifatnya tersebut, Arachis pintoi sangat baik ditanam sebagai tanaman penutup tanah, bahan hijauan makanan ternak, tanaman hias di taman taman kota, di pinggir-pinggir jalan raya, dan pengontrol erosi pada lahan miring. Karakteristik tanaman Arachis pintoi adalah jenis herba tahunan yang tumbuh rendah. Batangnya tumbuh menjalar membentuk anyaman yang kokoh, akar dan/atau sulur akan tumbuh dari buku batang apabila ada kontak langsung dengan tanah. Mempunyai dua pasang helai daun pada setiap tangkainya, berbentuk oval dengan ukuran lebih kurang 1,5 cm lebar dan 3 cm panjang (Gambar. 1). Kacang hias ini umumnya berbunga terus menerus selama masa hidupnya, dengan 40–65 bunga/m2 setiap harinya. Setelah terjadi penyerbukan, ovary (indung telur) pada gynophore akan memanjang sampai 27 cm dan masuk ke dalam tanah sampai kedalaman 7 cm yang selanjutnya membentuk polong dan biji. Setiap polong biasanya mengandung sebuah biji. Lingkungan yang diperlukan untuk tumbuh. Arachis pintoi tumbuh dan berkembang dengan baik pada daerah sub tropika dan tropika, curah hujan tahunan >1.000 mm. Tahan terhadap 3–4 bulan kering, tetapi akan menggugurkan banyak daun selama periode kering tersebut. Pada tanah-tanah yang kurang air atau sering banjir, pertumbuhannya terhambat dan daun menjadi kuning. Tanaman ini cocok tumbuh pada tanah dengan tekstur liat berat sampai berpasir, namun tumbuh lebih bagus pada tanah lempung berpasir (sandy loam). Pertumbuhan lebih baik pada tanah dengan kandungan bahan organik > 3%, dan akan terhambat pada tanah dengan kadar garam (salinity) yang tinggi. Tanaman ini dapat beradaptasi dengan baik pada kondisi kesuburan tanah rendah dan pH sangat masam, serta toleran terhadap kejenuhan aluminium yang tinggi (>70%). Perbanyakan tanaman Perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan menggunakan: biji, stek, dan stolon. Untuk menutupi seluruh permukaan tanah dengan pertumbuhan seragam biasanya diperlukan waktu 2–5 bulan untuk tumbuhnya tergantung kondisi lingkungan dan jarak tanam. 1. Biji Tanaman ini dapat dikembangkan dengan cepat dan mudah menggunakan biji. Kendalanya adalah biayanya lebih mahal dan biji tidak selalu tersedia di lokasi.karena dari 1000 pohon yang tua akan ada 10- 20 biji siap tanam. Tanamkan biji beserta polong atau biji yang masih ada kulit arinya sedalam 2 cm ke dalam tanah. Biji akan mulai tumbuh/berkecambah pada 10-14 hari setelah tanam. Kebutuhan 30 – 50 kg biji/ha. 2. Stek Stek batang dipotong sepanjang 10–20 cm dan di tanamkan ke dalam tanah sepanjang 7,5–12,5 cm. Untuk mendapatkan pertumbuhan/penutupan yang seragam dengan cepat, stek ditanam dengan jarak 25–40 cm. Usahakan stek batang harus segera mungkin ditanam, sebab bagian batangnya cepat mengering. Akar mulai tumbuh pada 2–4 minggu setelah tanam. 3. Stolon (sulur) Stolon (sulur) adalah “tanaman-kecil/muda” yang lengkap dengan akarnya. Stolon terbentuk dan/atau berkembang dari bagian batang yang masuk ke dalam tanah dan mengeluarkan akar dari buku batangnya (nodes). Pada waktu memindahkan/ membongkarnya dari tanah, stolon perlu dibungkus untuk menghindari kekeringan selama pengangkutan. Setelah dipisahkan dari tanaman induknya,stolon harus segera mungkin ditanam dengan membenamkan bagian akarnya ke dalam tanah sedalam 2,5 cm dengan jarak tanam 25-30 cm. Perawatan setelah tanam Pada tanah-tanah dengan kesuburan rendah, perlu diberi pupuk urea 100–120 kg/ha pada saat tanam. Setelah pertumbuhan stabil, pemupukan urea tidak diperlukan lagi sebab apabila terlalu banyak pupuk N akan mengurangi kemampuan tanaman memfiksasi N. Pengairan sangat penting selama masa awal pertumbuhan untuk menjaga kelembapan, tetapi jangan terlalu basah. Penyiangan gulma diperlukan selama masa awal pertumbuhan menggunakan mesin potong, cangkul, herbisida, atau dicabut. Penyiangan dan/atau penyemprotan herbisida diperlukan sebanyak 2–4 kali sebelum seluruh permukaan lahan tertutupi. Pemangkasan secara berkala juga diperlukan untuk menjaga tanaman tetap tumbuh seragam atau untuk menjaga/menghalangi pertumbuhan yang berlebihan. Pemangkasan dilakukan pada ketinggian 10–15 cm setiap 8-10 minggu sekali. Jika pemangkasan terlalu panjang, akan menyibakkan tanah dan menggundulkan batang. Hal ini dapat menyebabkan batang menjadi lemah terutama pada musim kemarau. Pemangkasan batang setinggi 5-8 cm pada tahun pertama dapat membantu mengurangi kompetisi gulma dan merangsang si kacang untuk menjalar secara lateral. Siput (bekicot) merupakan hama yang dapat menjadi masalah selama masa pertumbuhan. Hama ini biasanya memakan tanaman pada malam hari. Dalam hal ini, umpan jenis pestisida bisa efektif untuk melawan siput. Manfaat Manfaat utama dari Arachis pintoi adalah: 1. Pengontrol Erosi Pada usaha tani lahan kering yang berlereng, erosi terjadi terutama pada periode awal pertumbuhan tanaman yang menyebabkan lahan terdegradasi dan menurun produktivitasnya. Arachis pintoi berpotensi besar untuk mencegah hanyutnya tanah, karena susunan/anyaman batang dan perakarannya dapat melindungi tanah dari daya rusak intensitas hujan yang tinggi. Sebagai contoh, di Costa Rica, kacang hias ini ditanam di sepanjang pinggir saluran irigasi untuk mengontrol erosi dan pertumbuhan gulma. Pada usaha tani kopi di Sumberjaya, Lampung Barat, penanaman leguminosa ini juga mampu menekan erosi sebesar 11–85%. 2. Rehabilitasi Lahan Sebagai salah satu famili leguminosa, Arachis pintoi berpotensi untuk meningkatkan kesuburan tanah dari hasil fiksasi (penambatan) nitrogen secara biologi. Dari hasil fiksasi tersebut dihasilkan 65–85% nitrogen. Hasil penelitian di Mexico menunjukkan bahwa Arachis pintoi mampu meningkatkan konsentrasi karbon sebesar 9,3–14% dan nitrogen sebanyak 42– 47% di dalam tanah. Di Sumberjaya, Lampung Barat, mengindikasikan bahwa tanaman ini setelah 2 tahun diintroduksikan nyata meningkatkan kandungan unsur carbon dalam tanah. 3. Pengontrol Gulma Di daerah tropis, Arachis pintoi telah teruji kemampuannya dalam bersaing dengan gulma, seperti pada perkebunan kopi, coklat, pisang, jeruk, ubi kayu, dan nenas. Jenis kacang ini efektif mencegah tumbuhnya gulma setelah 3–4 bulan ditanam atau sama efektifnya dengan Desmodium ovalifolium dalam mencegah tumbuhnya kembali gulma, bahkan lebih efektif dari penggunaan herbisida 4. Pengontrol Nematoda Dari hasil penelitian di Costa Rica, Arachis pintoi mampu melindungi tanaman tomat dari infeksi yang disebabkan nematoda Meloidogyne arabicide, dan tanaman kopi dari Meloidogyne exigua. Tanaman ini juga terbukti bukan merupakan host dari kedua jenis nematoda ini dan bahkan mampu menekan (effek negatife) perkembangan kedua jenis nematoda tersebut. 5. Makanan Ternak Arachis pintoi dapat digunakan untuk makanan beberapa jenis ternak peliharaan seperti : sapi, kuda, keledai, biri-biri (domba), kambing, babi, dan ayam. Daunnya mengandung kadar protein yang tinggi dan baik untuk pencernaan. Introduksi tanaman ini pada manajemen padang gembalaan baik secara komersial maupun tradisional, umumnya dapat meningkatkan keragaan dari hewan peliharaan, dan sudah pasti mendatangkan hasil (uang) untuk petani. Hal ini telah dibuktikan oleh peternak di Costarica pada sistem padang pengembalaan Arachis pintoi + Brachiaria brizanta. Salah satu contoh introduksi Arachis pintoi pada usaha tani lahan kering di Indonesia adalah pada usaha tani kopi di Sumberjaya, Lampung Barat (Gambar. 2). Pada usaha tani lada di Lampung Utara petani juga telah mengintroduksikan tanaman ini sebagai tanaman penutup tanah. Selain sebagai penutup tanah, petani memanfaatkannya sebagai: sumber kompos, pakan ternak terutama sapi, kambing, dan ayam Gambar 2. Arachis pintoi pada usaha tani kopi di Sumberjaya, Lampung Barat (Foto: F. Agus) Disusun oleh: Maswar BALAI PENELITIAN TANAH Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat Jl. Ir. H. Juanda No. 98 Bogor 16123 Jawa Barat Bakteri nitrogen Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Frankia alni, salah satu bakteri pengikat N2 yang berasosiasi dengantanaman membentuk bintil akar. Bakteri nitrogen atau dikenal juga sebagai bakteri pengikat nitrogen adalah kelompok bakteriyang mampu mengikat nitrogen (terutaman N2) bebas di udara dan mereduksinya menjadi senyawa amonia (NH4) dan ion nitrat (NO3-) oleh bantuan enzim nitrogenase.[1][2] Kelompok bakteri ini biasanya bersimbiosis dengan tanaman kacang-kacangan dan polong untuk membentuk suatu simbiosis mutualisme berupa nodul atau bintil akar untuk mengikat nitrogen bebas di udara yang pada umumnya tidak dapat digunakan secara langsung oleh kebanyakan organisme.[2][3] Secara umum, kelompok bakteri ini dikenal dengan istilah rhizobia, termasuk di dalamnya genus bakteri Rhizobium, Bradyrhizobium, Mesorhizobium, Photorhizobium, danSinorhizobium.[3] Contoh bakteri nitrogen yang hidup bersimbiosis dengan tanaman polong-polongan yaitu Rhizobium leguminosarum, yang hidup di akar membentuk nodul atau bintil-bintilakar.[3] Rhizobium banyak digunakan sebagai pupuk hijau pada beberapa tanaman, seperti Crotalaria,Tephrosia, dan Indigofera.[3] Akar tanaman polong-polongan tersebut menyediakan karbohidratdan senyawa lain bagi bakteri melalui kemampuannya mengikat nitrogen bagi akar.[3] Jika bakteri dipisahkan dari inangnya (akar), daya tangkap dan efisiensi penyerapan nitrogen oleh tanaman akan berkurang cukup signifikan.[3] Bintil-bintil akar melepaskan senyawa nitrogen organik ke dalam tanah tempat tanaman polong hidup. Dengan demikian terjadi penambahan nitrogen yang dapat menambah kesuburan tanah.[3] Referensi[sunting] ^ Nitrogen Fixing Bacteria. 2011. Diakses pada 26 Juli 2011. ^ a b Deacon J. The Microbial World: The Nitrogen cycle and Nitrogen fixation Diakases pada 26 Juli 2011. ^ a b c d e f g Madigan MT; Martinko JM, Dunlap PV, Clark DP (2009). Brock Biology of Microorganisms Twelfth Edition. Unknown parameter |Publisher= ignored (|publisher= suggested) (help) Sinox nursery telah beberapa kali pengiriman ke luar daerah STUDI PENGAMATAN UMUR KACANG HIAS (ARACHIS PINTOI) SEBAGAI BIOMULSA DALAM BUDIDAYA CABAI MERAH KERITING (CAPSICUM ANUUM)
|
BIBIT TANAMAN KACANGAN ARACHNIS PINTHOI UNTUK PERKEBUNAN KAKAO |
PERAKARAN YANG LEBAT |
PENCUCIAN TANAH DARI AKAR |
PASTIKAN BERSIH |
DITIRISKAN |
PERSIAPAN PACKING |
10.000 POLIBAG JADI TUJUH DOS / KOLI |
DOS DIBERI ALAS KORAN |
SUDAH SIAP DI DOS |
PACKING DOS |
ALAMAT PENGIRIM DAN PENERIMA |
SAMPAI DI KARGO BANDARA AHMAD YANI SEMARANG |
LENGKAP DENGAN NOTA |
PEMBAYARAN MELALUI REKENING BANK BRI |
BUKTI TRANSFER DI BBM ATAU MMS |
SURAT PENGAMBILAN BARANG DI BANDARA TUJUAN |
TANAMAN PENGIKAT NITROGEN DARI UDARA UNTUK PERKEBUNAN ANDA |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Untuk meningkatkan mutu dan kreatifitas kami
silahkan beri komentar ke kami. Terima kasih
SEMOGA AMAL IBADAH ANDA DILIPATGANDAKAN OLEH ALLAH, AMIEN