Oleh : Guntoro Dwi Agus Nugroho, S.Pd
(PETANI PISANG)
Pisang
raja nangka adalah jenis pisang olahan yang sering diremehkan petani,
sehingga jarang petani yang sengaja menanamnya. Namun saat ini pangsa
pasar pisang tersebut di Propinsi jawa tengah cukup luas, baik untuk
pasar lokal, maupun pasar domestik lainnya terutama kota Semarang,
Propinsi Banten, Jawa Barat dan DKI Jakarta. Pisang raja nangka terutama
dijadikan bahan harga 1 tandan pisang ini bervariasi tergantung mutu.
Harga tertinggi untuk 1 tandan di jawa tengah, sekitar Rp.
25.000,-.(januari 2014)
Di
Propinsi jawa tengah budidaya pisang lokal seperti raja nangka, hanya
berupa usahatani sampingan. Biasanya ditanam di pekarangan, batas-batas
kepemilikan lahan, lahan yang tidak diusahakan dan kadang-kadang sebagai
tanaman pagar. Jenis pisang yang ditanam biasanya beragam. Rerata areal
lahan yang dikelola untuk usahatani pisang umumnya sempit, bahkan
jarang yang mencapai 0,5 hektar. Petani biasanya tidak punya target produksi dan tidak ada usaha perbaikan produksi. Walaupun Propinsi jawa tengah merupakan daerah yang terserangan penyakit pisang yang mematikan, yaitu layu fusarium yang dalam tahun sembilan puluhan mematikan hampir 70 ribu rumpun pisang. Namun dari pengamatan lapang dan dari hasil uji ketahanan, pisang raja nangka adalah salah satu jenis pisang yang tergolong tahan terhadap serangan penyakit tersebut.
Perbaikan Budidaya Pisang Raja Nangka
Bertani lahan kering usahatani pisang melalui perbaikan pengelolaannya. Berdasarkan ,ketahanan penyakit layu dan juga pertimbangan pasar,
kami menanam pisang raja nangka, dan disisipkan pisang olahan lainnya
(ambon, kapok kuning, susu, raja bulu). Ditanam di 3 ha dengan jumlah
populasi 3000 pohon dibawah tanaman sengon .
Berbagai teknologi pengelolaan tanaman terpadu (PTT) dilakukan seperti bibit sehat dari bonggol/anakan, jarak tanam 3x3 meter, pemupukan kimia
(urea, SP-36 dan KCI masing-masing 450, 250 dan 250 kg/hektar), pupuk
organik (7-10 kg/rumpun), pengendalian penyakit layu dengan trichoderma, jumlah tanaman per rumpun (4 pohon/rumpun) yang dibiarkan berproduksi, pembersihan limbah tanaman baku.
Pisang
ini termasuk jenis pisang besar dengan tinggi tanaman mencapai 3,5
meter. Kalau pertumbuhan baik, di dalam 1 tandan, sisirnya bisa
mencapai 7-8 sisir, dengan berat sekitar17-18 kg/tandan.
Di tingkat petani dan penggunaan kerodong untuk mengatasi serangan hama
burik sekaligus perbaikan mutu buah. berbagai macam bentuk produk
olahan seperti keripik pisang, gorengan dan sebagainya. Ciri khasnya
terutama adalah setelah digoreng rasanya agak sedikit asam.
Setelah
1 tahun pelaksanaan penanaman. Kalau sebelumnya kami anggap sebagai
usahatani sampingan, maka setelah 1 tahun penanaman, usahatani pisang
kami anggap sebagai salah satu usahatani lahan kering utama. Hal itu
terutama dipicu oleh adanya jaminan pendapatan setiap bulannya dengan
jumlah yang lebih dan cukup bagi petani dari usahatani pisang olahan
tersebut.
Pada
tahun pertama petani memang belum mendapat keuntungan banyak dari
pisang. Pada tahun ke-2 kami berharap sudah mendapat keuntungan bersih
30 jutaan/hektar/ tahun dan pada tahun ke-3 limapuluh
jutaan/hektar/tahun dari pisang . Pada tahun ke-3 produksi pisang nangka
sekitar 200 tandan/hektar/bulan, yang setara dengan Rp. 5 juta/bulan.
Pengelolaan yang baik membuat mutu pisang lebih baik dan produksi yang
kontinu (2 kali sebulan) juga berpengaruh pada kontinuitas kedatangan
agen pengumpul sehingga pemasaran berjalan lancar.
Jika
tanam bibit pisang 1100 pohon per ha dengan jarak tanam 3 x 3 m dengan
angka kegagalan panen 10 % maka jumlah tandan pisang yang di panen di
tahun pertama (pisang panen + 1 tahun)adalah 990 tandan harga pisang raja nangka (th2012) di tingkat petani Rp 25.000,- dan perhitungannya sebagai berikut;
990 tandan x Rp 25.000,- = Rp 24.750.000,- /hektar/ tahun di tahun pertama
Tahun
kedua produksi pisang akan meningkat dua kali lipat karena anakan yang
ada sudah berumur 6 bulan atau lebih jika induk pertama kita panen
sehingga
990 tandan x 2 = 1980 tandan x Rp 25.000,- = Rp 49.500.000,- /hektar/ tahun di tahun kedua
1980 tandan : 12 bulan = 165 tandan per bulan
165 tandan per bulan x Rp 25.000,- = Rp 4.125.000,-per bulan
165 tandan : 4 minggu = 41,25 tandan per minggu
41,25 tandan x Rp 25.000,- = Rp 1.031.250,- per minggu
Modal 11jutaan dapat kembalian 20 jutaan ditahun pertama, …mau ???????
Tahun kedua modal turun 6 jutaan dapat kembalian 40 jutaan
Tahun ke tiga modal 5 jutaan dapat kembalian 50 jutaan
Tahun ke empat, …………………….Wani piro ????
Buruan tanam pisang intensif
Salam sukses