MACAM-MACAM PENYAKIT PISANG
Tanaman pisang mempunyai potensi yang sangat besar sebagai penopang
ekonomi keluarga tani, alternatif makanan pokok dan tanaman pioner.
Akhir-akhir ini tanaman pisang di pulau Lombok dihadapkan pada ancaman
yang sangat serius dari beberapa penyakit sistemik yang mematikan,
antara lain penyakit layu fusarium, penyakit darah, dan penyakit kerdil
pisang. Mengenal penyebab dan gejala serangannya sangat penting agar
petani dapat melakukan pengendalian secara tepat dan benar. Penyakit
yang sering menyerang tanaman pisang adalah: LayuFusarium, layu bakteri
dan kerdil (Bunchy Top).
===========================================================
A. PENYAKIT LAYU FUSARIUM
Gejala penyakit layu fusarium ditemukan pada pisang Susu (Rajasere).
Tanaman yang terserang menjadi layu dan mati. Seluruh tanaman dalam satu
rumpun mati, termasuk anakan yang ada.
Infeksi penyakit layu fusarium terjadi bila patogen melakukan penetrasi
pada akar tanaman pisang. Jamur kemudian menyerang xylem sehingga
menyebabkan penutupan pembuluh. Gejala internal diawali dengan
penguningan jaringan pembuluh di akar dan bonggol yang selanjutnya
berubah warna menjadi merah atau coklat pada pembuluh vaskular pada
pseudostem dan kadang-kadang pada tangkai tandan. Pada saat tanaman
mati, jamur akan tumbuh menyebar dari xylem ke jaringan sekitarnya,
membentuk klamidospore (spora istirahat) yang mampu bertahan dalam
perakaran tanaman inang alternatif sampai 30 tahun. Kerusakan terutama
terjadi pada kelompok pisang Cavendish (Ambon Hijau), Rajasere (pisang
Susu), dan Ambon Kuning.
Penyakit ini sering disebut penyakit Panama, disebabkan oleh Fusarium
oxysporum. Penularan penyakit ini melalui bibit, tanah air, pupuk
kandang atau alat-alat pertanian. Gejala awal adalah menguningnya daun
tua yang diikuti diskolorisasi pembuluh pada pelepah daun terluar.
Perubahan warna semakin hebat terjadi pada stadium lanjut dan bila
pseudostem terinfeksi dipotong akan terlihat jaringan sakit lebih keras
dibanding jaringan sehat. Gejala lain adalah
perubahan bentuk dan ukuran ruas daun yang baru muncul lebih pendek
serta perubahan warna pada bonggol. Penularan terutama terjadi melalui
luka pada akar.
Pencegahan penularan dapat dilakukan dengan:
1.Membongkar dan membakar tanaman yang terserang dan siram tanah bekas tanaman pisang tersebut dengan fungisida.
2.Lakukan penggenangan dan pergiliran tanaman.
3.Menanam varietas tahan terhadap penyakit layuFusarium.
4.Jangan menanam bonggol, anakan atau bibit dan membawa tanah dari daerah yang sudah terinfeksi penyakit layuFusarium.
5.Gunakan bibit bebas penyakit (hasil kultur jaringan).
6.Alat-alat pertanian yang digunakan selalu disucihamakan dengan fungisida.
7.Pemanfaatan musuh alami seperti Trichoderma atau Glicocladium.
================================================================
B. PENY
AKIT LAYU BAKTERI / PENYAKIT DARAH
Penyakit darah ditemukan pada pisang Kepok. Tanaman yang terserang
memperlihatkan gejala penguningan daun dan layu. Gejala luar juga
diperlihatkan dengan terjadinya pengeringan pada bunga jantan. Pada
serangan yang parah, batang semu mencoklat dan membusuk.
Kerusakan disebabkan oleh bakteri ‘blood disease bacterium’ (BDB),
terutama terjadi pada pisang Kepok yang ditandai oleh pembusukan daging
buah, sehingga daging buah busuk coklat kemerahan menyerupai darah.
Penularan penyakit dapat terjadi melalui bibit, tanah, air irigasi,
alat-alat pertanian dan serangga. Bakteri ini dapat bertahan paling
singkat 1 tahun dalam tanah tanpa kehilangan virulensinya. Perkembangan
penyakit di lapang terutama dipengaruhi oleh adanya sumber inokulum,
persen tanaman yang memasuki fase generatif dan populasi serangga
penggerek bonggol dan batang. Selain faktor-faktor tersebut, penyebaran
penyakit darah pada suatu wilayah juga sangat ditentukan oleh aktivitas
petani dalam memelihara tanaman, serta aktivitas pedagang ketika
melakukan panen buah dan bunga pisang. Penggunaan alat yang sama untuk
pemeliharaan tanaman atau panen dari satu kebun ke kebun yang lain tanpa
disadari merupakan satu cara penularan dan penyebaran penyakit yang
sangat efektif dan cepat dari satu tempat ke tempat lain.
Penyakit layu ini disebabkan oleh bakteri
Pseudomonas Solaracearum.
Penularan penyakit melalui bibit, tanah, air irigasi, alat-alat
pertanian atau serangga penular (vector).Gejalanya biasanya tampak
setelah timbulnya tandan. Mula-mula daun muda mengalami perubahan warna
dan pada ibu tulang daun terlihat garis coklat kekuningan kearah tepi
daun hingga buah menjelang masak. Daun kemudian
menguning/coklat, dan layu. Gejala spesifik adalah terdapatnya lendir
bakteri yang berbau, berwarna putih abu-abu sampai coklat kemerahan
keluar dari potongan buah atau bonggol, tangkai buah, tangkai tandan dan
batang.
Pengendalian atau pencegahanyang dianjurkan adalah:
1.Melarang perpindahan bibit/tanaman beserta tanahnya dari daerah endemik.
2.Penanaman bibit pisang sehat/bebas penyakit.
3.Pembungkusan buah beberapa saat setelah jantung keluar.
4.Sterilkan alat-alat yang dipakai dengan menggunakan formalin 30%.
5.Perbaikan drainase kebun.
6.Fumigasi tanah bekas tanaman yang terserang dengan Methyl Bromide (secara injeksi).
7.Pemusnahan tanaman sakit dengan menggunakan 5 – 20 ml larutan herbisida glyphosate 5% atau 2,4-D 2,25%.
8.Melakukan rotasi tanaman misalnya dengan menggunakan family graminae
sepertisorgum, padi, jagung, rumput gajah dan lain sebagainya untuk
memotong siklus patogen di dalam tanah selama sekitar satu tahun.
=========================================================
C. BERCAK DAUN SIGATOKA
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan
Mycosphaerella musicola Mulder.
Gejalanya mula-mula timbul bintik-bintik kuning pada tepi daun,
kemudian bintik melebar menjadi noda kuning tua kemerahan sampai
kehitaman, sehingga seluruh helaian daun menjadi kuning, daun menjadi
lebih cepat kering dan buah matang sebelum waktunya. Pengendalian
penyakit ini dianjurkan dengan pemupukan berimbang, sesuai anjuran
setempat dan sanitasi sumber infeksi dengan memotong dan membakar
daun-daun mati/sakit.
==========================================================
D. PENYAKIT KERDIL PISANG / BUNCHY TOP VIRUS
Penyakit kerdil pisang disebabkan oleh ‘Banana Bunchy Top Virus’ (BBTV).
Gejala awal ditandai oleh adanya gejala hijau gelap bergaris pada
tangkai dan tulang daun menyerupai sandi morse. Pada lembaran daun di
dekat ibu tulang daun terdapat bercak/garis bengkok hijau gelap. Ketika
tanaman semakin tua, pertumbuhan daun menjadi terhambat, berukuran
kecil, kaku dan mengarah ke atas, tanaman menjadi kerdil.
Penyakit ini disebabkan oleh virus. Penularannya melalui vektor
Pentalonia negronervosaCoq.
Gejalanya adalah daun muda tampak lebih tegak, pendek, lebih sempit dan
tangkainya lebih pendek dari yang normal, daun menguning sepanjang tepi
lalu mengering, daun menjadi rapuh dan mudah patah, Tanaman terlambat
pertumbuhannya dan daun-daun membentuk roset pada ujung batang palsunya.
Pengendalian dilakukan dengan menanam bibit yang sehat dan sanitasi
kebun dengan membersihkan tanaman inang seperti abaca (Musa
textiles),Heliconia spp danCanna spp, pembongkaran rumpun sakit, lalu
dipotong kecil-kecil agar tidak ada tunas yang hidup. Cara lain adalah
dengan menggunakan insektisida sistemik untuk mengendalikan vektor
terutama di pesemaian.
REFERENSI
http://ntb.litbang.deptan.go.id/ind/index.php/artikel/271-pengendalian-hama-pisang