Budidaya Sengon intensif
Albasia Albizia falcataria (L.) Fosberg | |||||||||
Sinonim Albizia falcata (L.) Backer Albizia moluccana Miq. Nama umum
| Albasia | ||||||||
Klasifikasi Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Rosidae Ordo: Fabales Famili: Fabaceae (suku polong-polongan) Genus: Albizia Spesies: Albizia falcataria (L.) Fosberg | |||||||||
Kerabat Dekat Kedinding, Wangka sumber plantamor.com
Budidaya Sengon
Botani
Sengon
Sengon
dalam bahasa latin disebut Albazia Falcataria, termasuk famili Fabaceae ,
keluarga petai – petaian. Di Indonesia, sengon memiliki beberapa nama daerah
seperti berikut :
Jawa
:jeunjing, jeunjing laut (sunda), kalbi, sengon landi, sengon laut, atau sengon
sabrang (jawa). Maluku : seja (Ambon), sikat (Banda), tawa (Ternate), dan gosui
(Tidore)
Bagian
terpenting yang mempunyai nilai ekonomi pada tanaman sengon adalah kayunya.
Pohonnya dapat mencapai tinggi sekitar 30–45 meter dengan diameter batang
sekitar 70 – 80 cm. Bentuk batang sengon bulat dan tidak berbanir. Kulit
luarnya berwarna putih atau kelabu, tidak beralur dan tidak mengelupas. Berat
jenis kayu rata-rata 0,33 dan termasuk kelas awet IV - V.
Kayu sengon digunakan untuk tiang bangunan rumah, papan peti
kemas, peti kas, perabotan rumah tangga, pagar, tangkai dan kotak korek api,
pulp, kertas dan lain-lainnya.
Tajuk tanaman sengon berbentuk menyerupai payung dengan rimbun
daun yang tidak terlalu lebat. Daun sengon tersusun majemuk menyirip ganda
dengan anak daunnya kecil-kecil dan mudah rontok. Warna daun sengon hijau
pupus, berfungsi untuk memasak makanan dan sekaligus sebagai penyerap nitrogen
dan karbon dioksida dari udara bebas.
Sengon memiliki akar tunggang yang cukup kuat menembus kedalam
tanah, akar rambutnya tidak terlalu besar, tidak rimbun dan tidak menonjol
kepermukaan tanah. Akar rambutnya berfungsi untuk menyimpan zat nitrogen, oleh
karena itu tanah disekitar pohon sengon menjadi subur.
Dengan sifat-sifat kelebihan yang dimiliki sengon, maka banyak
pohon sengon ditanam ditepi kawasan yang mudah terkena erosi dan menjadi salah
satu kebijakan pemerintah melalui DEPHUTBUN untuk menggalakan ‘Sengonisasi’ di
sekitar daerah aliran sungai (DAS) di Jawa, Bali dan Sumatra.
Bunga tanaman sengon tersusun dalam bentuk malai berukuran sekitar
0,5 – 1 cm, berwarna putih kekuning-kuningan dan sedikit berbulu. Setiap kuntum
bunga mekar terdiri dari bunga jantan dan bunga betina, dengan cara penyerbukan
yang dibantu oleh angin atau serangga.
Buah sengon berbentuk polong, pipih, tipis, dan panjangnya sekitar
6 – 12 cm. Setiap polong buah berisi 15 – 30 biji. Bentuk biji mirip perisai
kecil dan jika sudah tua biji akan berwarna coklat kehitaman,agak keras, dan
berlilin.
Habitat Sengon
Tanah
Tanaman Sengon dapat tumbuh baik pada
tanah regosol, aluvial, dan latosol yang bertekstur lempung berpasir atau
lempung berdebu dengan kemasaman tanah sekitar pH 6-7.
Iklim
Ketinggian
tempat yang optimal untuk tanaman sengon antara 0 – 800 m dpl. Walapun demikian
tanaman sengon ini masih dapat tumbuh sampai ketinggian 1500 m di atas
permukaan laut. Sengon termasuk jenis tanaman tropis, sehingga untuk tumbuhnya
memerlukan suhu sekitar 18 ° – 27 °C.
Curah Hujan
Curah
hujan mempunyai beberapa fungsi untuk tanaman, diantaranya sebagai pelarut zat
nutrisi, pembentuk gula dan pati, sarana transpor hara dalam tanaman,
pertumbuhan sel dan pembentukan enzim, dan menjaga stabilitas suhu. Tanaman
sengon membutuhkan batas curah hujan minimum yang sesuai, yaitu 15 hari hujan
dalam 4 bulan terkering, namun juga tidak terlalu basah, dan memiliki curah
hujan tahunan yang berkisar antara 2000 – 4000 mm.
Kelembaban
Kelembaban
juga mempengaruhi setiap tanaman. Reaksi setiap tanaman terhadap kelembaban
tergantung pada jenis tanaman itu sendiri. Tanaman sengon membutuhkan
kelembaban sekitar 50%-75%.
Keragaman Penggunaan dan
Manfaat Kayu sengon
Pohon sengon
merupakan pohon yang serba guna. Dari mulai daun hingga perakarannya dapat
dimanfaatkan untuk beragam keperluan.
Daun
Daun Sengon,
sebagaimana famili Mimosaceae lainnya merupakan pakan ternak yang sangat baik
dan mengandung protein tinggi. Jenis ternak seperti sapi, kerbau, dfan
kambingmenyukai daun sengon tersebut.
Perakaran
Sistem
perakaran sengon banyak mengandung nodul akar sebagai hasil simbiosis dengan
bakteri Rhizobium. Hal ini menguntungkan bagi akar dan sekitarnya. Keberadaan
nodul akar dapat membantu porositas tanah dan openyediaan unsur nitrogen dalam
tanah. Dengan demikian pohon sengon dapat membuat tanah disekitarnya menjadi
lebih subur. Selanjutnya tanah ini dapat ditanami dengan tanaman palawija
sehingga mampu meningkatkan pendapatan petani penggarapnya.
Kayu
Bagian
yang memberikan manfaat yang paling besar dari pohon sengon adalah batang
kayunya. Dengan harga yang cukup menggiurkan saat ini sengon banyak diusahakan
untuk berbagai keperluan dalam bentuk kayu olahan berupa papan papan dengan
ukuran tertentu sebagai bahan baku pembuat peti, papan penyekat, pengecoran
semen dalam kontruksi, industri korek api, pensil, papan partikel, bahan baku
industri pulp kertas dll. Sumber
Pembibitan
Sengon
a)
Benih
Pada umumnya tanaman
sengon diperbanyak dengan bijinya. Biji sengon yang dijadikan benih harus
terjamin mutunya. Benih yang baik adalah benih yang berasal dari induk tanaman
sengon yang memiliki sifat-sifat genetik yang baik, bentuk fisiknya tegak lurus
dan tegar, tidak menjadi inang dari hama ataupun penyakit. Ciri-ciri penampakan
benih sengon yang baik sebagai berikut:
Kulit bersih berwarna coklat tua
Ukuran benih maksimum
Tenggelam dalam air ketika benih direndam, dan
Bentuk benih masih utuh.
Selain penampakan visual tersebut, juga perlu diperhatikan daya
tumbuh dan daya hidupnya, dengan memeriksa kondisi lembaga dan cadangan
makanannya dengan mengupas benih tersebut. Jika lembaganya masih utuh dan cukup
besar, maka daya tumbuhnya tinggi.
b) Kebutuhan Benih
Jumlah
benih sengon yang dibutuhkan untuk luas lahan yang hendak ditanami dapat
dihitung dengan menggunakan rumus perhitungan sederhana berikut :
Luas kebun penanaman sengon 1 hektar (panjang= 100 m dan lebar=
100 m)
Jarak tanam 3 x 2 meter
Satu lubang satu bibit sengon
Satu kilogram benih berisi 40.000 butir
Daya tumbuh 60 %
Tingkat kematian selama di persemaian 15 %
Dengan demikian jumlah benih = 100 / 3 x 100/2 x 1 = 1.667 butir.
Namun dengan memperhitungkan daya tumbuh dan tingkat kematiannnya, maka secara
matematis dibutuhkan 3.705 butir. Sedangkan operasionalnya, untuk kebun seluas
satu hektar dengan jarak tanam 3 x 2 meter dibutuhkan benih sengon kira-kira
92,62 gram, atau dibulatkan menjadi 100 gram.
c) Perlakuan benih
Sehubungan dengan
biji sengon memiliki kulit yang liat dan tebal serta segera berkecambah apabila
dalam keadaan lembab, maka sebelum benih disemaikan , sebaiknya dilakukan
treatment guna membangun perkecambahan benih tersebut, yaitu : Benih direndam
dalam air panas mendidih (80 C) selama 15 – 30 menit. Setelah itu, benih direndam
kembali dalam air dingin yang telah di beri pupuk hayati MiG-6PLUS (10ml
: 1 liter air) untuk merangsang kecambah agar lebih cepat muncul, rendam kurang
lebih 24 jam, lalu ditiriskan. untuk selanjutnya benih siap untuk disemaikan.
d) Pemilihan Lokasi
Persemaian
Keberhasilan persemaian
benih sengon ditentukan oleh ketepatan dalam pemilihan tempat. Oleh karena itu
perlu diperhatikan beberapa persyaratan memilih tempat persemaian sebagai
berikut :
Lokasi persemaian dipilih tempat yang datar atau dengan derajat
kemiringan maksimum 5 %.
Diupayakan memilih lokasi yang memiliki sumber air yang mudah
diperoleh sepanjang musim ( dekat dengan mata air, dekat sungai atau dekat
persawahan).
Kondisi tanahnya gembur dan subur, tidak berbatu/kerikil, tidak
mengandunh tanah liat.
Berdekatan dengan kebun penanaman dan jalan angkutan, guna
menghindari kerusakan bibit pada waktu pengangkutan.
Untuk memenuhi kebutuhan bibit dalam jumlah besar perlu dibangun
persemaian yang didukung dengan sarana dan prasarana pendukung yang memadai,
antara lain bangunan persemaian, sarana dan prasarana pendukung, sarana
produksi tanaman dll. Selain itu ditunjang dengan ilmu pengetahuan yang cukup
diandalkan.
Langkah-Langkah Penyemaian
Benih Sengon
Terlepas dari
kegiatan pembangunan dan penyediaan sarana dan prasarana pendukung maka
langkah-langkah penyemaian benih dapat dibagi benjadi tahap – tahap kegiatan
sebagai berikut:
a) Penaburan
Kegiatan penaburan
dilakukan dengan maksud untuk memperoleh prosentase kecambah yang maksimal dan
menghasilkan kecambah yang sehat. Kualitas kecambah ini akan mendukung terhadap
pertumbuhan bibit tanaman, kecambah yang baik akan menghasilkan bibit yang baik
pula dan hal ini akan dapat membentuk tegakan yang berkualitas.
Bahan dan alat yang perlu diperhatikan dalam kegiatan penaburan
adalah sebagai berikut :
Benih
Bedeng tabur/bedeng kecambah
Media Tabur, campuran pasir dengan tanah 1 : 1, Kemudian
semprotkan media semai dengan larutan pupuk hayati MiG-6PLUS (10ml
MiG-6PLUS : 1 liter air) merata pada permukaan media semai. Biarkan selama 3
hari, Kemudian benih siap di tabor.
Peralatan penyiraman
Tersedianya air yang cukup.
Teknik pelaksanaan, bedeng
tabur dibuat dari bahan kayu/bambu dengan atap rumbia dengan ukuran bak tabur 5
x 1 m ukuran tinggi naungan depan 75 cm belakang 50 cm.. kemudian bedeng tabur
disi dengan media tabur setebal 10 cm , usahakan agar media tabur ini bebas
dari kotoran/sampah untuk menghindari timbulnya penyakit pada kecambah.
Penaburan
benih pada media tabur dilakukan setelah benih mendapat perlakuan guna
mempercepat proses berkecambah dan memperoleh prosen kecambah yang maksimal.
Penaburaan dilakukan pada waktu pagi hari atau sore hari untuk menghindari
terjadinya penguapan yang berlebihan.
Penaburan
ini ditempatkan pada larikan yang sudah dibuat sebelumnya, ukuran larikan tabur
ini berjara 5 cm antar larikan dengan kedalaman kira – kira 2,0 cm. Usahakan
benih tidak saling tumpang tindih agar pertumbuhan kecambah tidak bertumpuk.
Setelah kecambah berumur 7 – 10 hari maka kecambah siap untuk dilakukan
penyapihan.
Penyapihan Bibit
Langkah-langkah
kegiatan penyapihan bibit antara lain adalah :
Siapkan kantong plastik ukuran 10 x 20 cm, dan dilubangi
kecil-kecil sekitar 2 – 4 lubang pada bagian sisi-sisinya.
Masukkan media tanam yang berupa campuran tanah subur, pasir dan
pupuk kandang (1:1:1).Jika tanah cukup gembur, jumlah pasir dikurangi.
Setelah media tanam tercampur merata, kemudian dimasukkan ke dalam
kantong plasitk setinggi ¾ bagian, barulah kecambah sengon ditanam, setiap
kantong diberi satu batang kecambah.
Kemudian semprotkan media di polybag
dengan larutan pupuk hayati MiG-6PLUS (10ml
MiG-6PLUS : 1 liter air) merata pada permukaan. Biarkan selama 3 hari
Kemudian tanam kecambah. Ulangi setiap 10 – 14 hari sekali sampai tanaman siap
untuk di tanam di lahan (pada usia 6 bulan).
Kantong plastik yang telah berisi anakan, diletakkan dibawah
para-para yang diberi atap jerami atau daun kelapa, agar tidak langsung
tersengat terik matahari.
Pada masa pertumbuhan anakan semai sampai pada saat kondisi bibit
layak untuk ditanam di lapangan perlu dilakukan pemeliharaan secara intensip.
c) Pemeliharaan
Pemeliharaan
yang dilakukan terhadap bibit dipersemaian adalah sebagai berikut :
• Penyiraman,
penyiraman yang optimum akan memberikan pertumbuhan yang optimum pada semai /
bibit. Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari maupun siang hari dengan
menggunakan nozle. Selanjutnya pada kondisi tertentu, penyiraman dapat
dilakukan lebih banyak dari keadaan normal, yaitu pada saat bibit baru dipindah
dari naungan ke areal terbuka dan hari yang panas.
• Pemupukan,
pemupukan dilakukan dengan menggunakan larutan "gir". Adapun pembuatan
larutan "gir: sebagai berikut :
o Disiapkan drum bekas
dan separuh volumenya diisi pupuk kandang. Tambahkan air sampai volumenya ¾
bagian, kemudian tambahkan 15 kg TSP, lalu diaduk rata. Biarkan selama seminggu
dan setelah itu digunakan untuk pemupukan.
o Dosis pemupukan
sebanyak 2 sendok makan per 2 minggu, pada umur 6 bulan, ketika tingginya 70 –
125 cm, bibit siap dipindahkan ke kebun.
Penyulaman
Penyulaman dilakukan
apabila bibit ada yang mati dan perlu dilakukan dengan segera agar bibit sulaman
tidak tertinggal jauh dengan bibit lainnya.
Penyiangan
Penyiangan terhadap
gulma, dilakukan dengan mencabut satu per satu dan bila perlu dibantu dengan
alat pencungkil, namun dilakukan hati –hati agar jangan sampai akar bibit
terganggu.
Pengendalian Hama dan
Penyakit
Beberapa hama yang
biasa menyerang bibit adalah semut, tikus rayap, dan cacing, sedangkan yang
tergolong penyakit ialah kerusakan bibit yang disebabkan oleh cendawan.
Seleksi
bibit
Kegiatan seleksi
bibit merupakan kegiatan yang dilakukan sebelum bibit dimutasikan kelapangan,
maksudnya yaitu mengelompokan bibit yang baik dari bibit yang kurang baik
pertumbuhannya. Bibit yang baik merupakan prioritas pertama yang bisa
dimutasikan kelapangan untuk ditanam sedangkan bibit yang kurang baik
pertumbuhannya dilakukan pemeliharaan yang lebih intensip guna memacu
pertumbuhan bibit sehingga diharapkan pada saat waktu tanam tiba kondisi bibit
mempunyai kualitas yang merata.
Penyiapan Lahan
Penyiapan lahan pada
prinsipnya membebaskan lahan dari tumbuhan pengganggu atau komponen lain dengan
maksud untuk memberikan ruang tumbuh kepada tanaman yang akan dibudidayakan.
Cara pelaksanaan penyipan lahan digolongkan menjadi 3 cara, yaitu cara mekanik,
semi mekanik dan manual. Jenis kegiatannya terbagi menjadi dua tahap ;
Pembersihan lahan, yaitu berupa kegiatan penebasan terhadap semak
belukar dan padang rumput. Selanjutnya ditumpuk pada tempat tertentu agar tidak
mengganggu ruang tumbuh tanaman.
Pengolahan tanah, dimaksudkan untuk memperbaiki struktur tanah
dengan cara mencanggkul atau membajak (sesuai dengan kebutuhan).
Penanaman
Jenis kegiatan yang
dilakukan berupa :
Pembuatan dan pemasangan ajir tanam
Ajir dapa dibuat dari bahan bambu atau kayu dengan ukuran, panjang
0,5 – 1 m, lebar 1 – 1,5 cm. Pemasangangan ajir dimaksudkan untuk memberikan
tanda dimana bibit harus ditanam, dengan demikian pemasangan ajir tersebut
harus sesuai dengan jarak tanam yang digunakan
Pembuatan lobang tanam, lobang tanam dibuat dengan ukuran 30 x 30
x 30 cm tepat pada ajir yang sudah terpasang.
Pengangkutan bibit, ada dua macam pengangkutan bibit yaitu
pengankuatan bibit dari lokasi persemaian ketempat penampungan bibit sementara
di lapangan (lokasi penanaman), dan pengangkutan bibit dari tempat penampungan
sementara ke tempat penanaman.
Penanaman bibit, pelaksanaan kegiatan penanaman harus dilakukan
secara hati – hati agar bibit tidak rusak dan penempatan bibit pada lobang
tanam harus tepat ditengah-
tengah serta akar
bibit tidak terlipat, hal ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit
selanjutnya.
Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan berupa kegiatan
Penyulaman, yaitu penggantian tanaman yang mati atau sakit dengan
tanaman yang baik, penyulaman pertama dilakukan sekitar 2-4 minggu setelah
tanam, penyulaman kedua dilakukan pada waktu pemeliharaan tahun pertama
(sebelum tanaman berumur 1 tahun). Agar pertumbuhan bibit sulaman tidak
tertinggal dengan tanaman lain, maka dipilih bibit yang baik disertai
pemeliharaan yang intensif.
Penyiangan, Pada dasarnya kegiatan penyiangan dilakukan untuk
membebaskan tanaman pokok dari tanaman penggagu dengancara membersihkan gulma
yang tumbuh liar di sekeliling tanaman, agar kemampuan kerja akar dalam
menyerap unsur hara dapat berjalan secara optimal. Disamping itu tindakan
penyiangan juga dimaksudkan untuk mencegah datangnya hama dan penyakit yang
biasanya menjadikan rumput atau gulma lain sebagai tempat persembunyiannya,
sekaligus untuk memutus daur hidupnya. Penyiangan dilakukan pada tahun-tahun
permulaan sejak penanaman agar pertumbuhan tanaman sengon tidak kerdil atau
terhambat, selanjutnya pada awal maupun akhir musim penghujan, karena pada
waktu itu banyak gulma yang tumbuh.
Pendangiran, pendangiran yaitu usaha mengemburkan tanah disekitar
tanaman dengan maksud untuk memperbaiki struktur tanah yang berguna bagi
pertumbuhan tanman.
Pemangkasan, melakukan pemotongan cabang pohon yang tidak berguna
(tergantung dari tujuan penanaman).
Penjarangan , penjarangan dillakukan untuk memberikan ruang tumbuh
yang lebih leluasa bagi tanaman sengon yang tinggal. Kegiatan ini dilakukan
pada saat tanaman berumur 2 dan 4 tahun, Penjarangan pertama dilakukan sebesar
25 %, maka banyaknya pohon yang ditebang 332 pohon per hektar, sehingga tanaman
yang tersisa sebanyak 1000 batang setiap hektarnya dan penjarangan kedua
sebesar 40 % dari pohon yang ada ( 400 pohon/ha ) dan sisanya 600 pohon dalam
setiap hektarnya merupakan tegakan sisa yang akan ditebang pada akhir daur.
Cara penjarangan dilakukan dengan menebang pohon-pohon sengon menurut sistem
"untu walang" (gigi belakang) yaitu : dengan menebang selang satu
pohon pada tiap barisan dan lajur penanaman.
Sesuai dengan daur tebang tanaman sengon
yang direncanakan yaitu selama 5 tahun maka pemeliharaan pun dilakukan selama
lima tahun. Jenis kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan disesuaikan dengan
kondisi dan kebutuhan tanaman. Pemeliharaan tahun I sampai dengan tahun ke III
kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan dapat berupa kegiatan penyulaman,
penyiangan, pendangiran, pemupukan dan pemangkasan cabang. Pemeliharaan
lanjutan berupa kegiatan penjarangan dengan maksud untuk memberikan ruang
tumbuh kepada tanaman yang akan dipertahankan, presentasi dan prekuensi
penjarangan disesuaikan dengan aturan standar teknis kehutanan yang ada.
Sumber 1. www.lablink.or.id 2. Teknologi MiG corporation |
vimax vimax vimax vimax vimax vimax vimax
BalasHapusI do not even know the way I finished up right here, but
BalasHapusI thought this submit was good. I don't realize who you might
be however certainly you're going to a famous blogger in case you aren't
already. Cheers!