7 januari 2012
Oleh : Guntoro Dwi Agus Nugroho, S.Pd
Pisang raja nangka adalah jenis pisang olahan yang sering diremehkan petani, sehingga jarang petani yang sengaja menanamnya. Namun saat ini pangsa pasar pisang tersebut di Propinsi jawa tengah cukup luas, baik untuk pasar lokal, maupun pasar domestik lainnya terutama kota Semarang, Propinsi Banten, Jawa Barat dan DKI Jakarta. Pisang raja nangka terutama dijadikan bahan harga 1 tandan pisang ini bervariasi tergantung mutu. Harga tertinggi untuk 1 tandan di jawa tengah, sekitar Rp. 25.000,-.(januari 2012)
Di Propinsi jawa tengah budidaya pisang lokal seperti raja nangka, hanya berupa usahatani sampingan. Biasanya ditanam di pekarangan, batas-batas kepemilikan lahan, lahan yang tidak diusahakan dan kadang-kadang sebagai tanaman pagar. Jenis pisang yang ditanam biasanya beragam. Rerata areal lahan yang dikelola untuk usahatani pisang umumnya sempit, bahkan jarang yang mencapai 0,5 hektar. Petani biasanya tidak punya target produksi dan tidak ada usaha perbaikan produksi. Walaupun Propinsi jawa tengah merupakan daerah yang terserangan penyakit pisang yang mematikan, yaitu layu fusarium yang dalam tahun sembilan puluhan mematikan hampir 70 ribu rumpun pisang. Namun dari pengamatan lapang dan dari hasil uji ketahanan, pisang raja nangka adalah salah satu jenis pisang yang tergolong tahan terhadap serangan penyakit tersebut.
Perbaikan Budidaya Pisang Raja Nangka
Bertani lahan kering usahatani pisang melalui perbaikan pengelolaannya. Berdasarkan , ketahanan penyakit layu dan juga pertimbangan pasar, kami menanam pisang raja nangka, dan disisipkan pisang olahan lainnya (ambon, kapok kuning, susu, raja bulu). Ditanam di 3 ha dengan jumlah populasi 3000 pohon dibawah tanaman sengon .
Berbagai teknologi pengelolaan tanaman terpadu (PTT) dilakukan seperti bibit sehat dari bonggol/anakan, jarak tanam 3x3 meter, pemupukan kimia (urea, SP-36 dan KCI masing-masing 450, 250 dan 250 kg/hektar), pupuk organik (7-10 kg/rumpun), pengendalian penyakit layu dengan trichoderma, jumlah tanaman per rumpun (4 pohon/rumpun) yang dibiarkan berproduksi, pembersihan limbah tanaman baku.
Pisang ini termasuk jenis pisang besar dengan tinggi tanaman mencapai 3,5 meter. Kalau pertumbuhan baik, di dalam 1 tandan, sisirnya bisa mencapai 7-8 sisir, dengan berat sekitar 17-18 kg/tandan. Di tingkat petani dan penggunaan kerodong untuk mengatasi serangan hama burik sekaligus perbaikan mutu buah. berbagai macam bentuk produk olahan seperti keripik pisang, gorengan dan sebagainya. Ciri khasnya terutama adalah setelah digoreng rasanya agak sedikit asam.
Setelah 1 tahun pelaksanaan penanaman. Kalau sebelumnya kami anggap sebagai usahatani sampingan, maka setelah 1 tahun penanaman, usahatani pisang kami anggap sebagai salah satu usahatani lahan kering utama. Hal itu terutama dipicu oleh adanya jaminan pendapatan setiap bulannya dengan jumlah yang lebih dan cukup bagi petani dari usahatani pisang olahan tersebut.
Pada tahun pertama petani memang belum mendapat keuntungan banyak dari pisang. Pada tahun ke-2 kami berharap sudah mendapat keuntungan bersih 30 jutaan/hektar/ tahun dan pada tahun ke-3 limapuluh jutaan/hektar/tahun dari pisang . Pada tahun ke-3 produksi pisang nangka sekitar 200 tandan/hektar/bulan, yang setara dengan Rp. 5 juta/bulan. Pengelolaan yang baik membuat mutu pisang lebih baik dan produksi yang kontinu (2 kali sebulan) juga berpengaruh pada kontinuitas kedatangan agen pengumpul sehingga pemasaran berjalan lancar.
Jika tanam bibit pisang 1100 pohon per ha dengan jarak tanam 3 x 3 m dengan angka kegagalan panen 10 % maka jumlah tandan pisang yang di panen di tahun pertama (pisang panen + 1 tahun)adalah 990 tandan harga pisang raja nangka (th2012) di tingkat petani Rp 25.000,- dan perhitungannya sebagai berikut;
990 tandan x Rp 25.000,- = Rp 24.750.000,- /hektar/ tahun di tahun pertama
Tahun kedua produksi pisang akan meningkat dua kali lipat karena anakan yang ada sudah berumur 6 bulan atau lebih jika induk pertama kita panen sehingga
990 tandan x 2 = 1980 tandan x Rp 25.000,- = Rp 49.500.000,- /hektar/ tahun di tahun kedua
1980 tandan : 12 bulan = 165 tandan per bulan
165 tandan per bulan x Rp 25.000,- = Rp 4.125.000,-per bulan
165 tandan : 4 minggu = 41,25 tandan per minggu
41,25 tandan x Rp 25.000,- = Rp 1.031.250,- per minggu
Modal 11jutaan dapat kembalian 20 jutaan ditahun pertama, …mau ???????
Tahun kedua modal turun 6 jutaan dapat kembalian 40 jutaan
Tahun ke tiga modal 5 jutaan dapat kembalian 50 jutaan
Tahun ke empat, …………………….Wani piro ????
Buruan tanam pisang intensif
Salam sukses
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Untuk meningkatkan mutu dan kreatifitas kami
silahkan beri komentar ke kami. Terima kasih
SEMOGA AMAL IBADAH ANDA DILIPATGANDAKAN OLEH ALLAH, AMIEN